Transportasi.co | Dalam kunjungannya ke Korea Selatan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengadakan pertemuan dengan Chairman & CEO Korean National Railway (KNR) Mr. Kin Hanyoung dan CEO Korea Overseas Infrastructure & Urban Development Cooperation (KIND) Mr. Kang Hoon Lee, pada Selasa (30/5), setelah menghadiri pertemuan ICAO Global Implementation Support Symposium 2023 atau ICAO GISS.
Pertemuan tersebut membahas perkembangan kerja sama antara kedua negara dalam proyek pembangunan infrastruktur kereta api, yaitu MRT Fase 4 rute Fatmawati - TMII dan LRT Bali. KNR dan KIND merupakan dua perusahaan asal Korea Selatan yang menjadi bagian dari Konsorsium Korea (Korean Consortium/K-Consortium) untuk proyek pembangunan MRT Fase 4, bersama dengan satu perusahaan lain, yaitu Samsung C&T.
"Indonesia dan Korea Selatan berkomitmen untuk memastikan kelanjutan dan penyelesaian kedua proyek ini, yang saat ini sedang dalam tahap penyusunan studi kelayakan, baik pra Feasibility Study (Pra FS) maupun Feasibility Study (FS)," ujar Menhub.
Komitmennya terhadap proyek pembangunan MRT Fase 4 rute Fatmawati - TMII telah ditunjukkan melalui penandatanganan kerja sama antara PT MRT Jakarta dengan K-Consortium melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP). Selain itu, juga telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak pada November 2022 di Bali, dalam Side Event G20, yang disaksikan langsung oleh Menhub, PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, serta Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan Hee-Ryong Won.
"Melalui Ditjen Perkeretaapian, kami telah mengirim surat kepada Gubernur DKI Jakarta mengenai kajian (pra studi kelayakan/pra Feasibility study) yang telah dilakukan oleh K-Consortium. Saat ini kajiannya sedang direview atau dievaluasi oleh pihak Pemprov DKI sebagai penanggung jawab proyek pembangunan MRT Jakarta fase 4," tutur Menhub.
Sementara itu, terkait proyek pembangunan LRT Bali, Menhub menyatakan bahwa saat ini sedang dalam persiapan untuk melakukan studi kelayakan.
"Studi kelayakan atau FS ini akan didanai melalui skema bantuan atau Official Development Assistance (ODA) dari Korea Selatan. Sedangkan pendanaan konstruksinya akan dilakukan melalui skema KPBU," ucap Menhub.
Menhub optimistis dengan komitmen yang baik dari kedua belah pihak, kedua proyek transportasi ini akan mencapai kemajuan yang signifikan dan diselesaikan sesuai dengan target waktu.
"Saya menyambut dan mendorong partisipasi serta kerja sama lebih lanjut dari KNR, KIND, dan perusahaan swasta Korea Selatan lainnya dalam pengembangan proyek infrastruktur transportasi, terutama dalam pengembangan perkeretaapian atau proyek infrastruktur transportasi lainnya di Indonesia," ujar Menhub.
Korea National Railway (KNR) adalah perusahaan kereta api nasional Korea Selatan, yang mengoperasikan jaringan kereta api di seluruh Korea Selatan dan bertanggung jawab atas pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan infrastruktur kereta api di negara tersebut. Sedangkan KIND adalah perusahaan yang bertanggung jawab atas pengembangan infrastruktur dan pembangunan perkotaan di luar Korea Selatan, yang berperan sebagai fasilitator, koordinator, dan investor dalam proyek Kemitraan Pemerintah-Swasta (Public-Private Partnership/PPP) secara global.
0 Komentar
Berikan komentar anda