Transportasi Indonesia | Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi mengungkapkan bahwa pemanfaatan energi hidrogen untuk kendaraan dapat membantu Indonesia kurangi impor BBM. Hal tersebut ia ungkapkan saat meresmikan fasilitas Hydrogen Refueling Station (HRS) di Karawang, Jawa Barat (11/2/2025).
"Hidrogen bisa dilahirkan atau bisa diproduksi, jadi tidak ada impor. Bisa diproduksi dari air dengan menggunakan elektrolisa atau solar cell dengan konversi menggunakan elektrolisa lalu menghasilkan hidrogen," ujar Eniya.
Selain itu, bahan bakar hidrogen juga dinilai mampu menekan emisi karbon dari kendaraan bermotor. Sejalan dengan target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.
"Jadi dimanapun kita berada bisa menghasilkan hidrogen dan tentu saja tanpa karbon. Maka penurunan karbonnya akan banyak sekali nanti, selama ini pakai BBM yang dari fosil begitu ganti ini akan sangat bisa menurunkan emisi yang luar biasa," jelasnya.
Optimisme terhadap hidrogen bukan tanpa alasan. Indonesia sebenarnya sudah memanfaatkan hidrogen dalam berbagai industri, seperti produksi deterjen, kaca, hingga minyak goreng. Namun, kini pemanfaatannya semakin berkembang dengan potensi menjadi sumber energi utama bagi kendaraan masa depan.
"Sekarang tidak hanya itu, hidrogen juga bisa dipakai sebagai sumber energi," pungkasnya.