Transportasi Indonesia | Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump mengungkapkan penolakannya terhadap kendaraan listrik/electric vehicles (EV), meskipun mendapatkan dukungan dari CEO Tesla, Elon Musk. Hal tersebut ia ungkapkan saat berbicara di konferensi National Association of Black Journalists di Chicago pada Rabu (31/7/2024).
"Elon Musk mendukung saya dan ia adalah teman saya, ... tetapi saya menentang semua orang memiliki mobil listrik," katanya.
Trump tidak hanya menolak adopsi kendaraan listrik, tetapi juga berencana untuk menghapus sebagian besar keringanan pajak dan subsidi yang selama ini mendukung industri EV.
Menurut laporan Business Insider, keputusan Trump untuk menolak kendaraan listrik dan mengurangi subsidi terkait erat dengan pandangannya tentang perubahan iklim yang ia anggap sebagai propaganda.
"Mantan presiden itu menyebut isu perubahan iklim sebagai berita bohong. Ia mengatakan bahwa ia bermaksud memproduksi lebih banyak bahan bakar yang diperoleh dari bahan bakar fosil," dikutip dari India Times.
"Pada tahun pertama masa jabatannya sebagai presiden, ia bahkan menarik diri dari Perjanjian Paris. Ia telah mengumumkan bahwa ia akan mengurangi semua bentuk subsidi yang diberikan oleh Pemerintah AS sesuai dengan Undang-Undang Pengurangan Inflasi kepada berbagai perusahaan yang berfokus pada metode mitigasi iklim, termasuk produsen Kendaraan EV. Ini akan terbukti menjadi bencana bagi Tesla," tulis juga laporan tersebut.
Sementara itu, dukungan Musk terhadap Trump dianggap sebagai langkah strategis untuk mengurangi persaingan dari raksasa otomotif seperti General Motors dan Ford. Pengurangan subsidi bisa mempengaruhi nasib perusahaan-perusahaan ini, memberi Musk keuntungan di pasar kendaraan listrik.