Transportasi.co | PT MRT Jakarta resmi menonaktifkan kartu Jelajah Berganda (multitrip) sejak akhir bulan lalu. Pengguna MRT bisa menggunakan sejumlah cara untuk melakukan pembelian tiket MRT, salah satunya menggunakan aplikasi.
Adalah aplikasi MyMRTJ dengan pilihan pembayaran MartiPay, AstraPay, i.saku, blu by BCA Digital, DANA, kartu kredit Mastercard, serta paylater Kredivo; kartu uang elektronik yang dikeluarkan oleh bank; tiket QR yang dapat dibeli di stasiun melalui ticket vending machine MyMRTJ Lite; kartu KMT Commuterline, dan kartu Jaklingko/kartu transportasi.
Pengguna MRT Jakarta juga dapat menggunakan layanan paket berlangganan mingguan dan bulanan, yaitu Maxride. Layanan ini dapat diakses melalui aplikasi MyMRTJ dengan promo diskon tiket sampai dengan 20 persen dan keuntungan berbagai promo dari puluhan tenant di mal sekitar MRT Jakarta.
“Penonaktifan kartu MTT merupakan bagian dari upaya PT MRT Jakarta (Perseroda) dalam mendorong server-based payment di ekosistem MRT Jakarta. Pelanggan tetap dapat menggunakan sistem pembayaran berbasis aplikasi seperti MyMRTJ dengan beragam pilihan pembayaran serta memiliki banyak keunggulan dan manfaat bagi pelanggan,” ungkap Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Mega Tarigan, Senin (4/11/2024).
Pelanggan yang masih memiliki kartu MTT tersebut dapat segera melakukan pengembalian sisa saldo melalui stasiun MRT Jakarta terdekat hingga 14 November 2024. Saat ini tersedia beragam pilihan metode pengembalian saldo kartu MTT sebagai berikut:
1. Dompet digital (e-wallet) MartiPay di aplikasi MyMRTJ, dan lainnya seperti GoPay atau DANA,
2. Rekening bank di Indonesia (Himbara), dan
3. Tunai (persediaan terbatas)
Jelang akhir tahun, angka keterangkutan (ridership) telah menyentuh 108 ribu orang per hari. Bahkan, saat hari kerja Senin—Jumat, pengguna MRT Jakarta mencapai 130 ribu orang per hari. Sejauh ini, angka tersebut telah melampaui target 92 ribu orang per hari pada 2024 ini.