Transportasi.co | Perkembangan dan kemajuan teknologi digital berbasis internet mampu mendistrupsi hampir di semua lini kehidupan. Tak terkecuali, bagi para para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Saat ini, para pelaku UMKM harus mampu mengadopsi dan berdapatasi dengan kehadiran era internet untuk masuk ke pasar digital melalui platform niaga elektronik. Pasalnya, peran digitalisasi bagi pelaku UMKM sangat penting sehingga dapat menggerakkan ekonomi masyarakat, meningkatkan daya beli rumah tangga, dan menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Mengutip ucapan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, saat menghadiri sosialisasi bertajuk “Digitalisasi Sebagai Strategi UMKM dan Pedagang Naik Kelas”, yang digelar di Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Rabu (31/1), menyatakan, digitalisasi ini sebuah keniscayaan. Sesuai perkembangan zaman, saat ini ilmu berdagang adalah digitalisasi. “Kalau kita sebagai UMKM dan pedagang tidak ikut serta, bisa ketinggalan. Kita bisa menjadi dinosaurus karena semua sudah berubah dengan cepat,” ujar Mendag Zulkifli Hasan,” jelas Zulkifli, pada saat itu.
Saat ini, Kemendag telah melaksanakan empat strategi untuk mendorong UMKM dan pedagang untuk naik kelas. Keempat strategi tersebut adalah mendorong metode pembayaran melalui QRIS, berkolaborasi dengan platform delivery on demand, berkolaborasi dengan platform niaga elektronik dagangan dalam memperkuat suplai produk berbasis digital, serta mendorong pedagang dan UMKM masuk ke dalam lokapasar.
Penguatan Ekonomi Digital
Transformasi dan penguatan ekosistem digital akan menjadi hal penting untuk diterapkan di tanah air. Akselerasi digitalisasi dari kota hingga desa merupakan kunci upaya percepatan pemulihan dan peningkatan daya saing ekonomi nasional, termasuk dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja UMKM.
Peran UMKM sangat besar dalam pemulihan ekonomi nasional. Saat ini, terdapat 64,2 juta UMKM yang berkontribusi sebesar 61% terhadap PDB Indonesia. Dari sisi tenaga kerja, UMKM juga mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja di negara ini atau sekitar 119,6 juta orang. Meski demikian, baru sekitar 17,5 juta pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital dan memanfaatkan e-commerce.
Dengan menggunakan teknologi digital secara optimal dalam menjalankan bisnisnya, UMKM bisa memperoleh sejumlah manfaat, antara lain akan mampu menjangkau basis konsumen yang lebih besar, meningkatkan pendapatan, memudahkan monitoring aktivitas usaha, serta menurunkan biaya, khususnya biaya pemasaran, logistik, dan pengiriman.
Pemerintah bersama stakeholders terkait terus mendorong penguatan fondasi ekonomi nasional dengan menetapkan agenda transformasi digital UMKM sebagai salah satu prioritas. Beberapa program yang dijalankan antara lain adalah Akselerasi Pengembangan Wirausaha, Transformasi digital Koperasi dan UMKM, serta Penguatan Ekosistem Digital.
Kolaborasi Jasa Pengiriman
Korelasi antara digitalisasi UMKM melalui e-commerce dengan jasa pengiriman (logitsik) memiliki hubungan yang sangat kuat. Ibarat dua sisi mata uang, layanan jasa pengiriman mampu mendorong laju pertumbuhan UMKM di era e-commerce dan begitu sebaliknya, UMKM tersebut mampu mendorong laju perkembangan bisnis jasa pengiriman di pasar e-commerce.
Salah satu jasa pengiriman yang berfokus pada pelayanan e-commerce, J&T Express, sejak awal kehadirannya mampu menjawab tantangan kebutuhan e-commerce dengan memberikan solusi dalam jasa pengiriman bagi proses digital UMKM.
Tidak sampai disini, J&T Express, telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan pelaku bisnis UMKM di Indonesia. Sebagai contoh langkah nyata yang diwujudkan J&T Express dengan menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan disabilitas bertajuk "Deliver Possibilities", program yang yang mendapat dukungan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM), mencakup pelatihan pengembangan bisnis serta kompetisi dengan bantuan wirausaha total sebesar Rp150 juta.
Herline Septia, Brand Manager J&T Express, mengatakan, program ini diadakan sebagai bagian dari komitmen J&T Express terhadap kemajuan UMKM yang berkontribusi pada ekonomi inklusif di Indonesia. “Jika sebelumnya kami telah memberikan dukungan pada bisnis mahasiswa dan Gen Z, saat ini kami melihat sektor UMKM disabilitas masih perlu mendapat perhatian. Melalui program ini kami harap dapat mengantarkan kemungkinan disabilitas preneur untuk bertumbuh, serta berkontribusi untuk kemajuan ekonomi inklusif,” ujar Herline, melalui keterangan tertulisnya kepada transportasi.co, Kamis (5/10/2023) lalu.
Berdasarkan data Kemenkop dan UKM, menurut dia, UKM berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto negara sebesar 61,07% dan dapat mengumpulkan hingga 60,42% dari total investasi di Indonesia. “Data yang sama menyebutkan UKM mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja,” kata dia.
Angka tersebut memberikan harapan besar bagi pelaku UMKM, termasuk bagi kelompok difabel untuk dapat ikut terlibat menjadi pelaku usaha aktif yang berpotensi untuk terus berkembang melalui inovasi dan peningkatan kapasitas diri. Kementerian Koperasi dan UKM menyampaikan bahwa UKM disabilitas memiliki potensi yang bisa dikembangkan dengan memberikan ruang dan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas diri melalui pelatihan dan pengembangan usaha, sehingga dapat menjadi wirausaha yang tangguh, inovatif dan berkelanjutan.
Melahirkan Disabilitas Preneur
Kemenkop UKM memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan positif yang dilakukan oleh J&T Express. Dalam upayanya memberikan kesempatan bagi wirausaha disabilitas untuk bersaing di pasar yang lebih luas, Kemenkop-UKM berharap agar peserta yang mengikuti program ini dapat meraih manfaat yang optimal dan dapat beradaptasi dengan teknologi digital.
“Hal ini akan memastikan bahwa UMKM disabilitas tetap mampu menjadi pelaku bisnis yang unggul dan berkelanjutan dalam era yang semakin digital,” jelas Herline.
Dalam kesempatann yang sama, Angkie Yudistia, selaku Staf Khusus Presiden bidang Sosial turut memberikan dukungannya terhadap program inisiatif ini. "Saya sangat mengapresiasi sekali adanya kegiatan pengembangan UMKM yang melibatkan disabilitas. Ini merupakan langkah yang baik untuk membuka peluang kesetaraan bagi teman-teman disabilitas di Indonesia, memungkinkan mereka bersaing dan menunjukkan kualitas yang luar biasa,” ungkap Angkie.
Menurut dia, ditargetkan kurang lebih 100 disabilitas preneur yang terpilih untuk mengikuti pelatihan pengembangan bisnis eksklusif yang akan disampaikan oleh para profesional bisnis yang ahli di bidangnya. “Adapun tema pelatihan dalam program ini adalah Digitalisasi Pemasaran,” tegas Herline.
Mengutip MSME Empowerment report 2022, secara umum 70,2% pemilik UKM mengalami kendala dalam memasarkan produknya. Masalah selanjutnya terkait akses permodalan, pemenuhan atau penyediaan bahan baku, dan adopsi digital. Hadirnya digitalisasi pada UKM membawa banyak peluang untuk dapat menguasai pasar domestik, selain itu digitalisasi dapat membantu UKM membuka pasar dan pelanggan baru serta meningkatkan stabilitas dan keberlanjutan bisnisnya.
Herline menambahkan, pelatihan digelar selama satu minggu secara hybrid, mencakup berbagai tema yaitu; pemasaran produk, adaptasi teknologi, konten dan desain visual, iklan digital, pemaksimalan fitur pemasaran, pengantar Kemenkop UKM, pengantar logistik dasar, serta manajemen keuangan. Selama periode pelatihan, peserta juga akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kuis dan diskusi interaktif.
“Peserta dapat mengirimkan proposal bisnis beserta proyeksi kebutuhan untuk pengembangan usahanya kedepan. 20 peserta dengan skor tertinggi akan dipilih untuk berkesempatan untuk mempresentasikan bisnisnya di depan juri dan memenangkan bantuan wirausaha dari J&T Express,” imbuh Herline. (***)