Transportasi.co | Ada semangat dari Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong warganya beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Sadar itu tak mudah, Pemprov DKI berharap keterlibatan dari masyarakat untuk mendukungnya. Di sisi lain, Pemprov juga akan meningkatkan pelayanan transportasi. Sementara kemacetan terus menjadi keluhan warga DKI hingga kini.
“Mendorong 70 persen (masyarakat area) transit yang mayoritas penduduk beraktivitas di sekitar titik simpul moda transportasi,” kata Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono di acara International Mayors Forum 2024 di Jakarta, kemarin.
Dia juga tengah berupaya menciptakan kawasan mandiri. Hal itu dilakukan dengan menyediakan berbagai fasilitas di sekitar permukiman. “Sehingga dapat meningkatkan efisiesi mobilitas penduduk,” katanya.
Kebijakan itu disambut dinilai positif oleh Medtry, Ketua Progam Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Indonesia. Menurutnya kebijakan tersebut juga harus dilihat secara komprehensif, tidak hanya dari DKI Jakarta saja. “Tapi harus sinkron dengan daerah tetangga seperti Tangerang Raya, Bekasi Raya, Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor. Karena faktanya banyak komuter yang bekerja di Jakarta,” ujarnya kepada TransportasiIndonesia.co.
Medtry juga mengatakan bahwa penting dibuat kelas moda angkutan menurut tingkat pendapatan. Ada bus, KRL yang nyaman tidak berdesakan untuk warga menengah ke atas sehingga mau pindah ke transportasi umum. “Kepastian keamanan dan keselamatan angkutan umum ini menjadi penting agar warga mau beralih,” ujarnya.
