Transportasi.co | Maskapai berbiaya hemat terbaik dunia versi skytrax, Indonesia AirAsia, pada 5 September 2024 kemarin menggelar Media Roundtable bersama Tony Fernandes, CEO Capital A Berhad; Bo Lingam, Group CEO AirAsia Aviation Limited; Ahmad Al Farouk Bin Ahmad Kamal, Deputy CEO Corporate AirAsia Aviation Limited; Veranita Yosephine, Direktur Utama Indonesia AirAsia; dan Luh Gede Mega Putri Tjatera, Direktur Keuangan Indonesia AirAsia.
Pada kesempatan ini, Tony Fernandes memaparkan sejumlah langkah strategis yang dirancang untuk memperkuat posisi Indonesia AirAsia dalam lima tahun ke depan, sekaligus menyampaikan usulan yang akan berkontribusi dalam penurunan harga tiket penerbangan domestik yang akan disampaikan pada pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya harga tiket adalah adanya pajak ganda yang dikenakan pada penerbangan domestik, di mana pajak diberlakukan baik pada bahan bakar pesawat maupun pada harga tiket penumpang. Tony Fernandes juga menyampaikan usulan penghapusan bea masuk untuk suku cadang pesawat, yang diharapkan dapat secara signifikan menurunkan struktur biaya operasional maskapai. Dengan mengurangi beban pajak dan bea masuk ini, diharapkan harga tiket penerbangan domestik dapat lebih terjangkau, sehingga mampu mendorong peningkatan minat wisatawan, khususnya dalam negeri, untuk kembali bepergian dan mendukung pemulihan industri pariwisata nasional.
Selain pajak dan bea masuk, Tony Fernandes juga mengusulkan kepada pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan tarif batas atas tiket penerbangan domestik. Peninjauan batas ini dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi maskapai dalam menetapkan harga berdasarkan permintaan dan biaya operasional yang dinamis, sekaligus mendorong persaingan yang sehat di industri penerbangan. Dengan terciptanya kompetisi yang lebih kuat, maskapai dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif, sehingga berpotensi menurunkan rata-rata harga tiket secara keseluruhan. Tinjauan ini akan mendukung pertumbuhan industri penerbangan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan perekonomian nasional.
Untuk memperkuat posisinya di Indonesia, Indonesia AirAsia tengah menjajaki berbagai sumber pendanaan, baik dari publik melalui bursa saham, maupun lembaga perbankan, dengan tujuan menambah armada dari 25 menjadi 100 pesawat pada tahun 2031. Langkah ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata Indonesia dan memperkuat konektivitas domestik maupun internasional dengan mengintegrasikan rute internasional dan rute domestik melalui layanan penerbangan lanjutan (Fly-Thru). Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan arus wisatawan mancanegara ke Indonesia.
AirAsia juga sedang dalam tahap finalisasi kerja sama yang telah disepakati tahun lalu dengan Garuda Group, yang mencakup interlining beberapa rute penerbangan AirAsia dengan Citilink. Kemitraan ini bertujuan untuk menghubungkan rute AirAsia dengan Citilink baik itu internasional maupun domestik, sehingga memperluas jangkauan jaringan penerbangan kedua maskapai, membuka lebih banyak kesempatan bagi wisatawan dalam menjelajahi berbagai destinasi di Indonesia. Di sektor logistik, melalui unit bisnis Teleport, AirAsia juga telah melakukan kolaborasi strategis dengan Garuda Indonesia di bidang kargo sejak 2023. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan jangkauan dan kualitas layanan logistik di Indonesia dan kawasan Asia-Pasifik.
Untuk memperkuat operasional AirAsia di Indonesia, sebagai salah satu lini bisnis Capital A, Asia Digital Engineering (ADE) berencana membangun bisnis pemeliharaan pesawat (MRO) dengan mendirikan hanggar yang akan difokuskan pada pemeliharaan dan perbaikan pesawat. Beberapa bandara yang tengah dipertimbangkan sebagai lokasi fasilitas tersebut antara lain Soekarno-Hatta, Surabaya, atau Makassar. (*)