Transportasi.co | Grand Prix Emilia-Romagna membawa emosi yang beragam bagi Ducati Lenovo Team: di satu sisi, kesuksesan datang dari Enea Bastianini yang meraih kemenangan dramatis di putaran terakhir, sementara di sisi lain, penampilan Francesco Bagnaia harus berakhir lebih awal setelah terjatuh dari posisi ketiga dengan tujuh putaran tersisa.
Bastianini memulai balapan dengan baik dari barisan depan dan tetap berada di posisi ketiga meskipun sempat bersenggolan dengan Binder. Pembalap Ducati bernomor 23 ini menunjukkan kecepatan yang sangat baik sejak awal dan berhasil menyalip rekan setimnya pada putaran kelima dengan tujuan agar tidak kehilangan jarak dengan pemimpin balapan saat itu, Martín. Enea berhasil mengejar rivalnya dan setelah mengikuti di belakangnya selama beberapa putaran, manuver penentuan kemenangan terjadi pada putaran terakhir di tikungan empat, dimana Bastianini berhasil merebut kemenangan di depan para pendukungnya.
Bagnaia memulai balapan dari pole position dengan baik dan langsung memimpin setelah tikungan pertama. Juara dunia bertahan ini, meskipun menunjukkan kecepatan yang stabil, mengalami beberapa kendala dengan bagian belakang motornya, dan akhirnya disalip oleh Martín pada putaran keempat dan oleh rekan setimnya pada putaran berikutnya. Setelah kehilangan jarak dari lawan-lawannya, Pecco mencoba meningkatkan performanya dengan mencetak putaran tercepat balapan dua kali, namun kecelakaan dengan tujuh putaran tersisa membuatnya kehilangan peluang podium yang tampak dalam jangkauan.
Setelah Grand Prix keempat belas musim ini berakhir, Bagnaia berada di posisi kedua klasemen dengan selisih 24 poin dari Martín. Bastianini berada di posisi ketiga dengan jarak 59 poin. Ducati mencapai 500 poin dan mengunci gelar pabrikan, sementara Ducati Lenovo Team masih memimpin klasemen tim (599 poin). Ducati Lenovo Team akan kembali beraksi pada hari Jumat ini untuk Grand Prix Indonesia di Sirkuit Mandalika.
Enea Bastianini, mengatakan, kemenangan ini adalah pencapaian besar, karena kami membangun momentum sepanjang akhir pekan. “Kemarin, kami masih kekurangan sesuatu untuk bersaing memperebutkan kemenangan, tetapi kami bekerja hingga larut untuk menyatukan semua elemen dan menemukan solusi untuk balapan hari ini, dan itu berhasil,” ujar Bastiani, melalui keterangan resmi Ducati, kepada transportasi.co, Senin (23/9/2024).
Dia menambahkan, Jorge (Martín) sangat cepat sepanjang balapan dan ada momen dimana dirinya ragu apakah saya bisa tetap bersamanya, karena mulai merasakan sedikit getaran di bagian belakang. “Seiring berjalannya putaran, saya mencoba memahami cara meminimalkan masalah ini. Di putaran-putaran terakhir, semangat ekstra muncul yang membuat Anda bertarung untuk menang. Pada akhirnya, saya melakukan manuver: ketika saya menyusul, Jorge mencoba menutup celah dan itu memaksa saya untuk miring sedikit, yang membuat bagian depan terkunci. Saya mencoba mengandalkan bagian belakang sebanyak mungkin sambil memastikan saya bisa melewati tikungan, dan itu berhasil,” imbuh Bastianini.
Dalam kesempatan yang sama, Francesco Bagnaia, menyampaikan bahwa hari ini berjalan apa adanya. “Saya sudah mengalami beberapa masalah dengan terkuncinya bagian depan motor sejak awal balapan, jadi meskipun ban belakang mulai bekerja dengan baik setelah 15 putaran dan mencetak putaran tercepat balapan dua kali berturut-turut, saya tetap berusaha berhati-hati, terutama saat mengerem. Kemudian, saya kehilangan kendali bagian depan saat mengerem, meskipun masih dalam posisi tegak. Hari yang aneh, tapi kami akan siap untuk balapan berikutnya,” je;as Bagnaia.
Sementara itu, Luigi Dall’Igna, Manajer Umum Ducati Corse, mengatakan, gelar pabrikan adalah hasil yang sangat penting, terutama di atas kemenangan ke-100 Ducati di MotoGP. “Kami sangat bangga dengan pencapaian ini,” ucap Dall’Igna.
Balapan kali ini, menurut dia, seperti yang sering terjadi, sangat intens dan spektakuler. “Saya sangat senang dengan kemenangan Enea karena dia bekerja sangat keras bersama tim untuk menemukan cara agar ia dapat berada dalam posisi yang bersaing memperebutkan kemenangan, terutama dengan lawan yang tangguh seperti Jorge, yang selalu sangat cepat. Sayang sekali untuk Pecco, yang sebenarnya menjalani balapan yang hebat dan benar-benar ingin tampil baik, tapi inilah balapan. Kami akan mencoba memahami apa yang terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya sebelum perjalanan panjang berikutnya,” pungkas Dall’Igna. (*)