Transportasi.co | Sebanyak 521 infrastruktur fisik sektor transportasi telah dibangun zaman kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tujuanya untuk menghilangkan ketimpangan antar wilayah yang ada di Indonesia.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi selama ini adalah masih adanya ketimpangan antar wilayah yang ada di Indonesia. Untuk itu, pihaknya terus membangun infrastruktur sektor transportasi untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat.
"kami berharap sejumlah pembangunan transportasi pada masa pemerintahan selanjutnya dapat berkelanjutan sehingga membawa manfaat semakin besar bagi masyarakat," kata Budi Karya seperti dikutip dalam laman resmi Kementerian Perhubungan, Rabu (2/10/2024).
Budi merincikan pembangunan infrastruktur sektor transportasi yang telah dibangun selama 10 tahun terakhir ini. Di antaranya yaitu,
157 sektor transportasi darat telah dibangun dan direvitalisasi,193 sektor transportasi laut, 91 sektor transportasi udara dan 80 sektor perkeretaapian.
Sebagian infrastruktur yang telah dibangun merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), di antaranya Bandara Nabire Baru, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan Pelabuhan Patimban.
"Kami juga terus mengembangkan transportasi berbasis teknologi, seperti hadirnya LRT Jabodebek dan ART (Autonomous Rapid Transit) IKN, yang merupakan kereta tanpa masinis, Kereta Cepat Jakarta Bandung (Whoosh)," ujarnya.
Tidak hanya membangun infrastruktur secara fisik, Kemenhub juga terus berupaya meningkatkan pelayanan melalui penyederhanaan regulasi, kemudahan perizinan, tata kelola pemerintahan yang baik, inovasi dan digitalisasi pelayanan, serta meningkatkan eksistensi di kancah internasional.
Sementara untuk mendukung konektivitas di daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP), Kemenhub menghadirkan layanan perintis, melalui program jembatan udara, tol laut, bus dan kereta perintis.
Rute jembatan udara yang dimulai sejak 2017 telah berhasil menurunkan menurunkan harga barang sebesar 30% - 70%. Sementara pada sektor perkeretaapian, telah hadir 10 rute kereta perintis yang memudahkan aksesbilitas ke pusat-pusat kota besar.Pada sektor trasportasi darat, telah tersedia 322 trayek perintis, dengan rata-rata pertumbuhan tranyek 1,48% sejak 2014 hingga 2024. Lalu pada sektor laut, sebanyak 39 trayek tol laut telah menghubungkan titik-titik di barat dan timur Indonesia.
Di saat yang sama, Kemenhub juga memperkuat transportasi perkotaan melalui penyediaan sarana prasarana transportasi umum massal perkotaan, baik berbasis jalan maupun rel.
Layanan transportasi umum massal perkotaan berbasis jalan dihadirkan melalui skema buy the service. Sedangkan untuk memberikan layanan transportasi umum massal berbasis rel, telah tersedia beberapa moda transportasi terkini, seperti LRT, MRT, dan kereta cepat.
"Kami mendorong masyarakat untuk memanfaatkan layanan transportasi umum dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi untuk menghindari kemacetan di wilayah perkotaan," ujarnya.
Kemenhub juga mendorong pendanaan kreatif non APBN melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk mempercepat pembangunan sarana dan prasarana transportasi di tengah keterbatasan APBN. Program pembiayaan kreatif yang telah berhasil dilakukan antara lain pembangunan Proving Ground Bekasi, Pelabuhan Patimban, dan Bandar Udara Dhoho Kediri.