Transportasi.co | “Kinerja Perusahaan diproyeksikan akan terus tumbuh positif sejalan dengan berbagai langkah penguatan fundamental basis kinerja keuangan pasca-restrukturisasi,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan resminya yang diterima TransportasiIndonesia.co, pagi tadi (12/10).
Perusahaan penerbangan plat merah itu diketahui tenga nmemproyeksikan kinerjanya jelang akhir tahun 2024 yang dinilai berjalan on the track dan tumbuh solid.
Sejumlah langkah penguatan kinerja dioptimalkan melalui peningkatan kapasitas produksi yang ditunjang dengan penambahan empat (4) armada menjelang akhir tahun ini, penguatan global partnership bersama maskapai internasional, hingga penjajakan “new lease commercial term agreement” yang terus diintensifkan pada kuartal 4-2024. Hal tersebut disampaikan dalam gelaran Public Expose Tahunan Garuda yang berlangsung pada Senin (11/11) di Gedung Manajemen Garuda, Soekarno Hatta.
Strategi penguatan kinerja tersebut tercermin pada progress kinerja usaha perusahaan hingga periode 10 bulan di tahun 2024, di mana pendapatan usaha perusahaan sebesar US$2,8 miliar atau telah mendekati capaian Full Year 2023 yakni sebesar US$2,9 miliar.
Sebelumnya pada Kuartal 3 -2024, Garuda Indonesia berhasil terus mencatatkan outlook kinerja yang menjanjikan. Hal tersebut salah satunya terefleksikan melalui pertumbuhan EBITDA yang menguat hingga 11% di periode kinerja sampai dengan Kuartal III Tahun 2024 sebesar US$685,81 juta.
Capaian tersebut turut terefleksikan melalui kinerja pendapatan usaha secara konsolidasi yang konsisten membukukan pendapatan usaha yang naik hingga 15% sebesar US$2,56 miliar selama periode Sembilan bulan pertama tahun 2024 (unaudited) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 yakni US$2,23 miliar.
Pertumbuhan pendapatan usaha tersebut salah satunya ditopang oleh peningkatan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 17% (year-on-year) mencapai US$2,01 miliar, sementara untuk pendapatan penerbangan tidak berjadwal turut mencatatkan kenaikan sebesar 6% dan pendapatan lainnya juga naik 8% dibandingkan dengan capaian hingga Kuartal III di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan usaha sampai dengan triwulan ketiga tahun ini turut merefleksikan angkutan penumpang Garuda Indonesia secara grup di mana capaian angkutan penumpang hingga bulan September 2024 mencapai 17,73 juta penumpang atau menguat 24% (YoY) yang dikontribusikan dari angkutan Garuda Indonesia (mainbrand) sebesar 8,34 juta penumpang meningkat 45% sementara Citilink sebanyak 9,39 juta penumpang, naik 10%.
Melalui adanya perubahan skema perjanjian sewa pesawat dari skema konvensional menjadi skema ijarah ini selaras dengan upaya Perusahaan untuk menjadikan Perusahaan lebih solvable dan berpotensi meningkatkan nilai kapitalisasi pasar saham Perusahaan dengan memperoleh refleksi kondisi riil terkait beban sewa pesawat pada periode tertentu, sekaligus memungkinkan Garuda Indonesia untuk melaksanakan perencanaan dalam perolehan revenue sehubungan dengan beban sewa yang harus ditanggung Perusahaan pada periode tertentu.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah kinerja Garuda Indonesia, perusahaan mencatatkan konsistensi pertumbuhan pendapatan dan penumpang. Dengan kata lain tidak terdapat tren low season pada kinerja operasi Garuda Indonesia di tahun ini. Hal ini tentunya menjadi sebuah outlook kinerja yang menjanjikan khususnya di tengah tren penurunan profitabilitas industri transportasi udara secara menyeluruh. Kami optimistis hingga akhir tahun nanti, laju kinerja Garuda Indonesia akan terus berlangsung on the track dengan tren profitabilitas yang akan terus tumbuh secara berkelanjutan,” kata Irfan.