Transportasi.co | Indonesia akan mewujudkan ekosistem kendaraan listrik. Hal ini tentu saja didorong oleh potensi nikel yang menguasai sekitar 42% cadangan nikel dunia. Hilirisasi yang digaungkan pemerintah akan menjadi jawabannya.
Sebagai salah satu produsen nikel terbesar dunia, Indonesia bisa saja memaksimalkan potensinya, termasuk bekerja sama dengan negara lain untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik.
“Kita akan membangun ekosistem baterai mobil. Saat ini baterainya sudah ada 10 giga di Kerawang,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, dalam sambutan di acara Minerba Expo 2024, di Jakarta, siang tadi (25/11).
Kata Bahlil, bulan ini prekusor sudah diekspor ke Amerika Serikat. Kemudian katodanya juga akan didorong.
“Kita ingin di Indonesia, salah satu negara pertama yang membangun ekosistem baterai mobil yang lengkap dari hulu ke hilir,” ujar Bahlil.
Hulu ke hilir yang dimaksud Bahlil adalah mulai dari mining, smelter, prekusor, katoda, baterai sel. “Dan ini sudah kita bangun sekitar 70-80 persen progresnya. Ini yang akan menjadi salah satu daya tarik investor untuk melakukan investasi di Indonesia,” terangnya.