Transportasi Indonesia | Memasuki tahun 2025, pemerintah resmi menetapkan kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk dua jenis utama: Pertalite (RON 90) sebesar 31,1 juta kiloliter (KL) dan Solar Subsidi sebesar 17,3 juta KL. Kebijakan tersebut ditetapkan melalui SK Kepala BPH Migas No. 66/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari menyampaikan kesiapan perusahaannya dalam memastikan pendistribusian BBM subsidi di tahun ini sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan. Hal tersebut ia ungkapkan pada Jum’at (03/01/2024).
"Besaran kuota sudah kami terima dan siap kami distribusikan untuk tahun 2025 dan kami terus melakukan upaya mewujudkan subsidi tepat sasaran melalui sistem digital QR Code sembari menunggu skema yang akan ditetapkan Pemerintah," ungkapnya.
Selama tahun 2024, Pertamina Patra Niaga telah mencatatkan peningkatan dalam digitalisasi transaksi. 100% transaksi Biosolar dan 93,9% transaksi Pertalite telah terdokumentasi secara digital, dengan rincian 97,03% penyaluran ke kendaraan dan sisanya untuk sektor seperti usaha perikanan, pertanian, UMKM, layanan umum, dan fasilitas kesehatan.
Tahun lalu, dari kuota yang diberikan, Pertamina telah menyalurkan:
- Solar: 16.648.912 KL dari kuota 16.940.519 KL
- Pertalite: 29.700.081 KL dari kuota 31.604.602 KL
Heppy menegaskan bahwa langkah ini merupakan bukti keseriusan perusahaan dalam menjaga transparansi dan memastikan subsidi benar-benar diterima oleh masyarakat yang berhak.
"Ini menjadi upaya bagaimana Pertamina Patra Niaga memastikan penyaluran BBM bersubsidi semakin transparan penyalurannya. Dengan adanya subsidi dan kuota yang sudah ditetapkan, melalui Subsidi Tepat Pertamina Patra Niaga ini berkomitmen menyediakan data penyaluran yang se-transparan mungkin, ini menjadi bukti validitas data dan bentuk tanggung jawab kami terhadap penugasan yang diberikan," jelasnya.
