Peningkatan Ekspor Pertanian Capai 29,81 Persen, Dukung Perkembangan Logistik Nasional

Peningkatan Ekspor Pertanian Capai 29,81 Persen, Dukung Perkembangan Logistik Nasional
Dok. Supply Chain Indonesia

Transportasi.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan signifikan pada nilai ekspor Indonesia selama Januari-Desember 2024, mencapai USD264,70 miliar atau naik 2,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor kumulatif nonmigas juga tumbuh 2,46 persen menjadi USD248,83 miliar. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat pertumbuhan tertinggi, mencapai 29,81 persen, terutama didorong oleh peningkatan ekspor kopi.

Selain itu, sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 5,33 persen, yang dipengaruhi oleh ekspor logam dasar mulia. Namun, ekspor dari sektor pertambangan dan lainnya mengalami penurunan sebesar 10,20 persen, terutama karena turunnya ekspor batubara.

Founder & CEO Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, menyoroti pentingnya peningkatan ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan. Ia menyebutkan bahwa kelompok produk ini memiliki potensi besar yang perlu dimanfaatkan lebih lanjut. Namun, karena sifatnya yang mudah rusak (perishable), diperlukan penerapan rantai dingin (cold chain) secara menyeluruh, termasuk gudang dingin (cold storage) dan teknologi khusus seperti controlled atmosphere storage (CAS).

Selain itu, Setijadi juga menekankan pentingnya teknologi pengemasan dan konsolidasi produk untuk meningkatkan efisiensi dalam transportasi dan penyimpanan. Strategi ini sangat relevan mengingat kapasitas produksi yang relatif kecil dan tersebar di berbagai wilayah.

Hilirisasi dan Distribusi Regional

Hilirisasi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan nilai tambah produk. Menurut Setijadi, perencanaan yang komprehensif diperlukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan daya saing produk, baik di pasar domestik maupun internasional.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Supply Chain Management Universitas Widyatama, Verani Hartati, menyoroti kontribusi ekspor yang belum merata antar wilayah. Berdasarkan data BPS, tiga provinsi menyumbang hingga 33,65 persen dari total ekspor nasional, yaitu Jawa Barat (14,31 persen), Jawa Timur (9,72 persen), dan Kalimantan Timur (9,62 persen).

Verani mendorong pengembangan ekspor berdasarkan potensi produk unggulan di setiap wilayah. Langkah ini tidak hanya akan memperkuat ekspor nasional tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Peningkatan Logistik untuk Aksesibilitas yang Lebih Baik

Dalam upaya meningkatkan ekspor, Verani menekankan perlunya peningkatan konektivitas logistik. Pemetaan rantai pasok (supply chain mapping) menjadi langkah strategis untuk mengidentifikasi wilayah pasokan dan negara tujuan ekspor. Selain itu, pengembangan sistem hub & spoke serta penetapan pintu ekspor yang tepat juga menjadi kunci keberhasilan.

Program ini memerlukan kerja sama sinergis antara kementerian dan lembaga terkait, baik dalam transportasi laut maupun hinterland. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan daya saing produknya di pasar global, sekaligus mendukung pemerataan kontribusi antar wilayah. (*)

#Supply Chain Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index