Transportasi Indonesia | Burung mungkin terlihat sepele dibandingkan dengan pesawat besar, namun mereka bisa menjadi ancaman nyata bagi keselamatan penerbangan. Tabrakan antara burung dan pesawat, yang dikenal sebagai bird strike, telah menjadi perhatian utama dalam industri penerbangan.
Penyebab dan Dampak Bird Strike
Kecepatan dan Kekuatan Tabrakan: Pesawat terbang dengan kecepatan tinggi, terutama saat lepas landas dan mendarat. Ketika burung menabrak pesawat, energi kinetik yang dihasilkan bisa sangat besar, bahkan lebih besar dari yang dibayangkan.
Kerusakan pada Mesin: Mesin pesawat sangat rentan terhadap bird strike. Burung yang tersedot masuk ke dalam mesin dapat merusak baling-baling atau menyebabkan kerusakan besar pada sistem pembakaran.
Kerusakan Fisik pada Pesawat: Selain mesin, bagian lainnya dari pesawat juga rentan terhadap tabrakan burung. Kokpit, misalnya, dilindungi oleh kaca tebal yang dirancang untuk menahan tekanan tinggi.
Contoh Kasus
Insiden Eastern Airlines (1960): Seekor burung jalak Eropa menabrak pesawat Eastern Airlines di Boston, menyebabkan pesawat kehilangan tenaga dan jatuh ke perairan, menewaskan hampir seluruh penumpang.
Insiden US Airways Flight 1549 (2009): Pesawat ini menabrak sekawanan angsa setelah lepas landas dari Bandara LaGuardia, kehilangan tenaga pada kedua mesinnya dan harus melakukan pendaratan darurat di sungai Hudson.
Preventive Measures
Pengendalian Habitat Burung: Bandara sering kali berada di habitat burung, seperti pantai atau lahan basah. Pengendalian habitat burung di sekitar bandara dapat membantu mengurangi risiko bird strike.
Pemantauan dan Inspeksi: Pemantauan rutin dan inspeksi terhadap area sekitar bandara dapat membantu mendeteksi ancaman potensial dari burung.
Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi seperti radar burung dan sistem pemantauan dapat membantu mengidentifikasi dan menghindari area dengan tingkat risiko tinggi.