Transportasi.Co | Sedikitnya ada tiga stasiun LRT Jabodebek yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Sejatinya, untuk memberikan kenyaman dan kemudahan bermobilitas, transportasi umum harus saling terintegrasi.
LRT Jabodebek merupakan moda transportasi umum yang menghubungkan wilayah Jakarta, Depok, dan Bekasi. Sedikitnya ada 18 stasiun yang beroperasi melayani masyarakat dengan dua lintas perjalanan, yakni lintas Cibubur/Depok dan lintas Bekasi.
Sebagai bagian dari transformasi transportasi nasional, LRT Jabodebek juga berperan dalam mendorong penggunaan transportasi massal berbasis rel yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Dengan menggunakan transportasi umum, diharapkan tingkat kemacetan dapat berkurang, sekaligus menekan emisi karbon yang berdampak pada lingkungan.
Untuk mewujudkan harapan tingkat kemacetan dan emisi karbon tersebut, layanan transportasi umum harus saling terintegrasi. Berikut tiga stasiun LRT Jabodebek yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
1. Stasiun Dukuh Atas BNI
Pengguna LRT Jabodebek dapat melanjutkan perjalanan ke Bandara Soekarno-Hatta dengan mudah melalui Stasiun Dukuh Atas BNI. Dari sini, pengguna dapat berjalan kaki ke Stasiun Commuterline Sudirman Baru untuk naik Commuterline Basoetta yang langsung menuju bandara. Pada tahun 2024, Stasiun Dukuh Atas BNI melayani 6.573.969 pengguna, sementara pada periode 1 Januari hingga 10 Februari 2025 tercatat 856.121 pengguna. Naik 53% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
2. Stasiun Cikoko
Stasiun ini terhubung dengan Stasiun Commuterline Cawang, memungkinkan pengguna LRT Jabodebek untuk melanjutkan perjalanan ke berbagai tujuan seperti Bogor dan Jakarta Kota. Selain itu, bagi pengguna yang ingin menuju Bandara Soekarno-Hatta, dapat naik Commuterline dari Stasiun Commuterline Cawang menuju Stasiun Commuterline Manggarai, lalu berpindah ke Commuterline Basoetta menuju bandara. Pada tahun 2024, Stasiun Cikoko melayani 3.493.077 pengguna, dan pada periode 1 Januari hingga 10 Februari 2025 tercatat sudah melayani 450.269 pengguna. Angka tersebut tumbuh 64% jika dibandingkan tahun lalu.
3. Stasiun Halim
Stasiun Halim terintegrasi langsung dengan Whoosh (Kereta Cepat Jakarta-Bandung). Hal ini memberikan akses lebih cepat bagi masyarakat yang ingin bepergian ke Bandung dengan waktu tempuh yang jauh lebih singkat. Pada tahun 2024, Stasiun Halim melayani 964.950 pengguna, sedangkan pada 1 Januari hingga 10 Februari 2025 tercatat 103.474 pengguna. Hal itu menunjukkan adanya kenaikan 16% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.