Kalah Saing, Mobil Hybrid Lebih Seksi Dibanding Mobil Listrik

Kalah Saing, Mobil Hybrid Lebih Seksi Dibanding Mobil Listrik
mobil listrik. (Dok: @emove.indo)

Transportasi Indonesia | Pasar kendaraan listrik di China, meskipun terus berkembang, kini menghadapi persaingan ketat dari mobil hybrid. Kendaraan bertenaga gabungan mesin bensin dan listrik ini terbukti lebih menarik bagi konsumen dibandingkan mobil listrik berbasis baterai murni. Data dari Asosiasi Mobil Penumpang China sepanjang 2024 menunjukkan tren tersebut.

Presiden dan CEO AutoForecast Solutions, Joe McCabe menilai bahwa meski kendaraan listrik terus tumbuh di China, pasar untuk mobil hybrid jauh lebih menjanjikan. Hal tersebut ia ungkapkan beberapa waktu yang lalu, dikutip pada Sabtu (04/01/2025).

"Kami masih melihat pertumbuhan di pasar China dalam hal baterai listrik, tetapi kami melihatnya agak terbatas," ungkapnya.

Salah satu indikator utama adalah keberhasilan produsen seperti BYD. Sepanjang 2024, BYD menjual sekitar 4,3 juta mobil penumpang, di mana 2,5 juta di antaranya merupakan kendaraan hybrid. Penjualan ini mencerminkan pergeseran minat konsumen yang sebelumnya lebih memilih mobil listrik berbasis baterai.

Produsen lain seperti Li Auto juga memanfaatkan tren ini. Mobil hybrid Li Auto, yang dilengkapi tangki bahan bakar tambahan untuk memperpanjang jarak tempuh baterai, berhasil menarik perhatian pasar. Sementara itu, perusahaan seperti Leapmotor memanfaatkan strategi serupa dengan menggabungkan produk berbasis baterai dan hybrid.

Sebaliknya, perusahaan yang hanya mengandalkan mobil listrik penuh justru berada di bawah dalam angka penjualan setahun penuh. Contohnya, Zeekr hanya menjual 222.123 unit kendaraan berbasis baterai pada 2024, sementara Nio mencatatkan 221.970 unit dan Xpeng 190.068 unit.

#mobil hybrid

Index

Berita Lainnya

Index