Transportasi Indonesia | Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi memastikan bahwa program pemberian insentif konversi motor listrik akan dilanjutkan pada tahun 2025 untuk mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Hal tersebut ia ungkapkan di Jakarta, dikutip pada Rabu (22/01/2025).
"Untuk ekosistem kendaraan listrik, ESDM mengawal konversi motor listriknya. Sesuai arahan Pak Menteri (Bahlil Lahadalia), insentif akan dilanjutkan," ungkapnya.
Meskipun kabar baik ini sudah diumumkan, Eniya menjelaskan bahwa besar dana insentif yang akan diberikan pada tahun ini masih dalam tahap pembahasan. Hal ini disebabkan karena anggaran baru saja dimulai pada awal tahun.
"Kalau untuk perusahaan (yang akan kerja sama), nanti kami umumkan lagi," katanya.
Menengok perkembangan program konversi di tahun 2024, ada pencapaian signifikan yang patut diapresiasi. Sebanyak 1.111 unit motor berhasil mendapatkan insentif konversi, meningkat jauh dari realisasi 2023 yang hanya mencapai 145 unit.
"Kenaikan yang bagus untuk lebih mendongkrak konversi motor listrik di tahun ini," ujarnya.
Pada Agustus 2024, Kementerian ESDM bahkan meluncurkan program konversi 1.000 unit motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik secara gratis, sebagai langkah konkret untuk menekan emisi karbon di sektor transportasi.
Pelaksanaan program konversi ini melibatkan kerjasama erat antara pemerintah dan pihak swasta. Untuk setiap unit motor yang dikonversi, Kementerian ESDM menyuntikkan insentif sebesar Rp10 juta.
Eniya menegaskan bahwa konversi kendaraan listrik memiliki potensi besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Jika masyarakat secara masif mengadopsi kendaraan listrik, emisi karbon Indonesia dapat berkurang hingga 132,25 juta ton CO2.
.jpg)
